Jakarta, 5 September 2025 – Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka pada Kamis (4/9) sore, sehari setelah menghadiri undangan parade militer besar-besaran di Beijing, Tiongkok, dari Presiden Xi Jinping.
Ratas tersebut diikuti sejumlah menteri bidang ekonomi, pangan, sosial, serta Gubernur Bank Indonesia, yang memberikan laporan terkini terkait situasi ekonomi nasional dan kondisi sosial pasca gelombang demonstrasi 25–31 Agustus 2025.
Fokus Ratas: Ekonomi, Sosial, dan Kondisi Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa Presiden Prabowo menekankan perlunya langkah cepat dalam memperbaiki situasi pasca demo, termasuk perbaikan fasilitas umum yang rusak serta percepatan program-program prioritas negara.
Selain itu, Prabowo juga mengingatkan jajarannya untuk mewaspadai dinamika konstelasi persaingan global yang semakin ketat.
“Presiden menekankan transformasi Indonesia dan membangun bangsa sesuai konstitusi adalah tugas utama Presiden dan seluruh kabinet. Prosesnya tidak mudah dan akan panjang, tapi harus konsisten: memperbaiki kondisi rakyat terutama yang paling miskin, membangun pemerintahan yang bersih dan efisien, serta memberantas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan,” ujar Sri Mulyani.
Arahan Presiden: Konsistensi dalam Transformasi
Sri Mulyani menambahkan, Prabowo meminta seluruh kementerian bekerja lebih solid dan terkoordinasi untuk menjaga stabilitas nasional.
Beberapa poin arahan Presiden antara lain:
- Fokus pada rakyat kecil, terutama masyarakat miskin dan rentan.
- Percepatan transformasi ekonomi agar Indonesia tidak tertinggal di tengah kompetisi global.
- Pemerintahan bersih dan efisien, dengan reformasi birokrasi dan penguatan tata kelola anggaran.
- Pemberantasan korupsi dan penegakan hukum yang adil.
Ratas ini menandai konsolidasi awal Presiden Prabowo pasca demonstrasi besar Agustus 2025. Pemerintah berkomitmen merespons aspirasi publik dengan langkah nyata, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika global yang berubah cepat.